statistik

23 Des 2011

Novel Untukmu, Ibu

di rumah beralaskan tanah inilah wulan bersama ibunya tinggal. tanpa ada listrik yang mengaliri rumahnya, mereka hanya di temani sebuah lilin kecil untuk menghabiskan malam dan merajut minpi-mipi besar untuk kelak mereka akan coba wujudkan.

"pengen deh ibu punya rumah yang lantainya dari kramik, bukannya dari tanah seperti ini.", ujar ibu wulan di sebuah malam. dengan di iringi dengan sebuah senyuman manis wulan menjawab, "insya allah yah bu, entar kalau wulan udah jadi novelis sukses, kita gak perlu lagi tinggal di rumah seperti ini.". ibu wulan yang mendengar optimisme sang anak pun memeluk wulan dengan erat dan mengatakan, "kamu harus buat novel yang bagus yah buat ibu."

 **
 hari itu ibu wulan pulang lebih sore dari biasanya. ia tampak begitu lelah, hal itu terlihat dari banyaknya keringat yang membasahi tubuh tuanya. dengan pekerjaan sebagai seorang penambang pasir tradisional, membuat ibu wulan harus mengabaikan kesehatannya yang makin lama semakin menurun. kini ia mengidap gangguan pernapasan yang cukup akut karena begitu seringnya ia menghirup debu di tempat ia menambang pasir. namun keadaan itu tidak memudarkan semangatnya untuk terus menambang rezeki demi rezeki agar ia bersama wulan dapat terus melanjutkan kehidupan mereka.

"bu, wulan mohon ibu berhenti kerja, ibu perhatiin dong kesehatan ibu, biar deh sekarang wulan aja yang kerja buat gantiin ibu.", wulan mengutarakan kekhawatirannya melihat sang ibu terus-menerus bekerja tanpa mengenal lelah, walaupun kini ia tdak lagi sesehat seperti dulu. namun berulangkali wulan meminta ibunya untuk berhenti bekerja, tetap saja sang ibu tegu pada pendiriannya untuk terus bekerja, "kamu gak usah khawatir, ibu masih kuat kok. mendingan kamu fokus buat menyelesaikan naskah novel kamu", ujar ibu wulan sambil memberikan tumpukan naskah novel yang tengah di kerjakan wulan.

**
selang beberapa minggu kemudian, akhirnya naskah novel yang di tulis wulan selesai. ia berniat untuk menyerahkan naskah novel tersebut kepada kantor penerbit di jakarta. "bu, wulan besok pagi mau ke jakarta buat ngirim naskah novel wulan ke kantor penerbit. do'akna wulan yah", mendengar hal itu, ibu wulan sangat khawatir bila anaknya harus pergi ke jakarta. namun wulan mencoba menjelaskan kepada ibunya untuk tidak khawatir, "ibu gak usah khawatir, wulan kesana sama mita kok, terus nanti wulan numpang menginap di rumah kakek mita". sebenarnya ibu wulan tetap saja khawatir, namun karena wulan begituy bersemangat untuk menyerahkan naskah novelnya ke kantor penerbit, ia tak sampai hati untuk melarang keinginan kuat anaknya.

**

sesampainya di ibukota, wulan yang di temani mita langsung menuju kekantor penerbit untuk menyerahkan naskah novelnya. ia begitu berharap mimpinya untuk menjadi novelis bisa segera menjadi kenyataan.

berhari-hari menunggu kabar apakah novelnya di terima dan lalu di terbitkan, dan akhirnya saat yang di tunggu-tunggu itu pun tiba, kini di tangannya terdapat sepucuk surat pemberitahuan apakah novel ia di terima atau tidak, surat itu ternyata berisi...
"isi novel anda begitu menyentuh kami, oleh sebab itu kami akan menerbitkannya.
untuk tahu kapan tepatnya, kami akan segera kembali memberi kabar kepada anda

                                                                                                    selamat!"
membaca surat itu, wulan senang bukan kepalang. ia langsung sujud sebagai bentuk syukurnya kepada tuhan yang maha esa. ia pun keesokan harinya langsung pulang untuk memberitahu kabar bahagia ini kepada ibunya.

**
dan kini berada di depan rumahnya. dengan tangan memegang surat bahagia itu, ia menatap heran rumahnya yang ramai dengan para tetangga ditambah lagi tedapat sebuah bendera kuning terpasang di sana. dengan perasaan penasaran, ia pun langsung berlari masuk kedalam rumahnya, dan mendapati sebuah kenyataan yang sangat memukulnya, sang ibu ternyata telah tebujur kaku dan sedang di bacakan surat yasin oleh para tetangga. ia pun langsung memeluk erat tubuh ibunya dan berteriak menyebut-nebut nama ibunya, berharap sang ibu dapat bangun kembali. wulan dengan terisak berkata kepada jasad ibunya, "bu, wulan akan jadi novelis, tapi kenapa ibu pergi sekaran bu..". tiba-tiba saja seorang tetangga menghampiri wulan dan menjelesakan kalu ibunya meninggal karena tertimpa longsor pasir sewaktu menambang.
dan kini, keinginan ibu wulan untuk menjadi orang pertama yang membaca novel karya anaknya hanya tinggal harapan...

2 komentar:

Batman Begins - Unavailable